5 DAMPAK SOSIAL MEDIA BAGI KESEHATAN
Kita hidup di era di mana media sosial Facebook, Twitter, YouTube dan
lainnya telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Yang asalnya
sekedar sarana hiburan, telah berubah menjadi catatan atau gambaran dari
semua pikiran kita, berbagi kenangan dan perasaan dengan orang lain,
baik yang dikenal maupun tidak dikenal.
Tetapi dengan adanya media baru ini, telah mulai menarik kita lebih
dalam dan lebih dalam lagi ke pusaran yang seolah-olah menarik kita pada
dampak yang kurang baik bagi kesehatan mental. Sejumlah penelitian
dilakukan untuk mengetahui dampak dari hubungan antara media sosial dan
kesehatan mental. Dalam artikel ini, Saya akan menunjukkan bagaimana
penggunaan media sosial secara perlahan bisa memburuk kesehatan mental
penggunanya.
Membuat Anda merasa rendah diri
Anda terus-menerus melihat bagaimana kehidupan orang lain di media
sosial. Menonton orang-orang dengan kehidupan yang lebih bahagia dan
sukses, sering membuat Anda merasa tidak mampu dan tidak berharga.
Manusia sering membandingkan hidupnya sendiri dengan kehidupan
teman-teman virtual mereka sehingga menurunkan kepercayaan diri mereka
sendiri.
Merasa takut kehilangan interaksi sosial
Takut kehilangan interaksi sosial adalah istilah yang menandai adanya
kecemasan sosial yang muncul dari rasa takut seseorang bahwa dia mungkin
kehilangan kesempatan untuk melakukan interaksi sosial jika tidak
online. Hal ini justru membuat Anda terpaku pada facebook dan dan situs
media sosial lainnya sepanjang hari. Padahal berinteraksi sosial secara
real pun sangat perlu.
Merasa takut sendirian
Ketika Anda menghabiskan sebagian besar jam Anda di media sosial
berinteraksi dan memanjakan diri Anda dalam kehidupan orang lain, maka
menjadi sangat sulit bagi Anda untuk menghabiskan waktu Anda sendiri
untuk memenuhi kebutuhan Anda sendiri dengan alasan lebih membutuhkan
interaksi sosial dan merasa takut jika sendiri tanpa facebook.
Menyebabkan adanya kepribadian ganda
Orang sering menggambarkan representasi ideal dari diri mereka sendiri
di media sosial, bukan merepresentasikan dirinya sendiri. Hal ini karena
melihat orang lain jauh lebih tinggi tingkat kesuksesannya dan
kefavoritannya. Hal ini memicu dia untuk meninggikan gambaran virtual
dia sendiri untuk jaga gengsi walau harus berbohong. Sehingga banyak
mereka yang mulai mendapatkan rasa terlepas dari kehidupan nyata mereka.
Orang-orang ini merasa jauh lebih nyaman untuk berinteraksi di media
sosial, tetapi ketika datang dalam kehidupan nyata, mereka cenderung
lebih pendiam dan gelisah.
Dapat menyebabkan kecanduan
Tidaklah mengherankan bahwa media sosial dapat menjadi adiktif.
Kebutuhan terus-menerus untuk melacak dan mencek kehidupan virtualnya
akan memicu kecanduan dari otak seseorang.
sumber: infokesehatanakurat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar