Segera tanyakan kepada dokter atau klinik spesialis penyakit kelamin
jika terdapat kemungkinan bahwa Anda telah terinfeksi sifilis. Jika
sifilis ditangani dan diobati dengan cepat, komplikasi berbahaya bisa
dihindari. Pemulihan sepenuhnya juga bisa didapatkan.
Dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan. Terutama pemeriksaan di
sekitar alat kelamin dan juga anus. Mereka juga akan memeriksa ruam dan kulit tumbuh pada mulut dan tenggorokan.
Berikut ini adalah beberapa tes yang dilakukan untuk mendiagnosis sifilis:
Tes darah
Setelah
pemeriksaan fisik selesai, selanjutnya dilakukan tes darah untuk
menguji apakah ada infeksi sifilis. Tes darah bisa memeriksa apakah ada
antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan sifilis. Antibodi terhadap
bakteri sifilis akan tetap berada di tubuh selama bertahun-tahun. Tes
darah ini juga bisa menentukan apakah infeksi ini terjadi pada masa lalu
atau baru-baru ini.
Jika terbukti terdapat antibodi, ini
menunjukkan Anda baru terinfeksi sifilis atau pernah terinfeksi. Jika
tidak terdapat antibodi, bukan berarti Anda tidak terinfeksi sifilis
karena antibodi baru akan terlihat sekitar 90 hari pasca infeksi. Jadi
mungkin tes darah harus diulangi dalam jangka waktu 90 hari.
Infeksi
sifilis bisa membunuh bayi di dalam janin atau bayi yang baru saja
dilahirkan, maka bagi wanita hamil disarankan untuk melakukan tes darah
untuk sifilis. Tes ini biasanya dilakukan ketika usia kehamilan berada
di antara tiga sampai lima bulan. Jika diagnosis sifilis sudah
dipastikan, perawatan dan pengobatan bisa dilakukan secepatnya.
Cairan dari luka atau ulkus
Jika
terdapat luka, dokter akan mengambil sedikit cairan dari luka sebagai
sampel untuk dianalisis di laboratorium. Tes ini hanya bisa dilakukan
untuk sifilis primer atau sekunder, yaitu ketika terdapat luka atau
ulkus. Sampel cairan bisa menunjukkan apakah ada bakteri yang
menyebabkan sifilis.
sumber: http://www.alodokter.com/sifilis/diagnosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar